Naber: Part I

Assalamualaykum

So... Sudah sangat lama blog ini tak tersentuh oleh jari-jemari manis Raissa. Ehehe. Sudah banyak yang berlalu, banyak yang berubah seiring dengan berjalannya waktu kini, seiring dengan berputarnya bumi, seiring dengan berkembangnya teknologi, seiring dengan bergejolaknya hati, ah, teknologi hati.

Sudahlah, itu terlalu out of the box, aku rasa.

Ohiya, ini.. Aku ngomong 'aku' bukan berarti sok alim gitu ya, cuman emang di real life aku lebih sering pakai 'aku-kamu' (walaupun hanya kepada sesama akhwat, akhwat doang, bukan wanita hehehe).

Terus, entah kenapa kalau gue-elu-an itu kayak kasar ya, walaupun itu tanda, kalau kita sudah dekat😂. Ya, kurang lebih begitulah kata walikelas tersayang kami, Bapak Edi Sumarto yang tiap saat kerjaannya cerita. Cerita yang diulang-ulang. Bahkan kami sampai hafal, ngerti, pahammmm sekali akan makna-makna dibalik segala kisahnya. Tapi bener lho, emang kisah-kisahnya itu lebih penting buat kehidupan dibanding pelajaran formal yang bahkan ia ajarkan sendiri (ini juga sesuai dengan apa yang ia katakan). Ah, makin sayang.

Ohiya, omong-omong soal wali kelas, iya wali kelas-ku sudah ganti. Kenapa ganti? Ya karena aku naik kelas, lulus smp, pindah sekolah, ke sma, yang Insha Allah lebih bermutu, dan Insha Allah akan membantuku dalam memilih perguruan tinggi mana yang akan aku pilih nantinya. Iya... Alhamdulillah sekolahku termasuk sekolah (yang di-) favorit (-kan) di Jakarta. Di mana? Mana hayoooo... Ahaha.

Lanjut nanti ya curcolnya, blog kali ini Raissa akhiri sampai sini dahulu, maaf kalau banyak salah kata, kurang di-italic, karena belum di-edit hehehe, ini ngetiknya susah banget demi apapun, karena ngetik di handphone, susah dieditnya juga huhu.

Lalu karena sudah malam juga, waktunya Raissa tidur. Supaya bisa bangun dan tidak kesiangan besok paginya, supaya bisa belajar, supaya peringkatnya ga jeblok lagi, hehe /sobs.

Sekian, Wassalamualaykum.
Raissa💘.